Kehidupan Sosial pada Pasca-Plestosen

Kehidupan Sosial pada Kala Plestosen dan Pasca Plestosen


Kehidupan Sosial pada Kala Plestosen
Pada masa plestosen awal tingkat umurnya telah ditentukan di Indonesia 1,9 tahun, jenis manusia purba yang hidup dimasa ini yaitu Pithecanthropus modjokertensis dan hidup pula Meganthropus palaeojavanicus. Dari jenis manusia tersebut hanya ditemukan bagian-bagian tengkoraknya di dalam endapan-endapan gunung api tanpa ada tanda-tanda yang merupakan suatu hasil budaya yang ditemukan bersama-sama. jenis manusia purba pada masa itu hidup dalam kelompok- kelompok kecil dan secara sederhana hidup berburu serta mengumpulkan bahan makanan sebagai mata pencaharian utama.

Pada masa plestosen tengah, di Indonesia hidup manusia yang berbentuk lebih maju yaitu Pithecanthropus erectus dan Pithecanthropus soloensis, pithecanthropus soloensis ini masih hidup lanjut pada masa plestosen akhir bersama Homo sapiens dari Wajak. Berburu dan mengumpulkan makanan merupakan corak penghidupan menjadi pokok tingkat perkembangan budaya pertama pada masa itu. Bukti-bukti hasil budaya pertama yang ditemukan di Indonesia berupa alat-alat batu jenis serpih bilah dan kapak-kapak perimbas serta beberapa alat dari tulang dan tanduk. Batuan yang dipilih yaitu umumnya memiliki kadar kekerasan 7, sesuai dengan skala kekerasan Mohs misalnya kalsedon, rijang, kuarsa, dan jaspis. Alat-alat serpih-bilah berguna sebagai pisau, serut, gurdi, penusuk, dan sebagainya.



Kehidupan Sosial pada Pasca-Plestosen

Corak penghidupan pada masa pasca-plestosen ini yaitu masih bergantung pada alam.

Buktinya penghidupan masih berburu dan mengumpulkan bahan makanan (umbi-umbian, kerang,dll) dan terbukti bentuk-bentuk alatnya rata-rata hampir serupa dari masa sebelumnya misalnya seperti kapak genggam Sumatra. Seiring berjalannya waktu, alat serpih-bilah dan bentuk alat-alat rumit seperti mikrolit dan mata panah bergerigi mulai dihasilkan. Dalam perkembangan ini, di Indonesia kehidupan di gua-gua sangat menonjol yaitu adanya penguburan dan lukisan-lukisan (gambar tangan, binatang, lambang-lambang). Dengan adanya hal itu merupakan bukti tentang berkembangnya corak kepercayaan di kalangan masyarakat perburuan.

Pola perkembangan kronologi mas prasejarah indonesia adalah sebagai berikut :

a. Masa I, yaitu sebagai periode Baksoko (kurang lebih 180.000 BP)

b. Masa II, yaitu sebagai periode Gua Terus (kurang lebih 180.000 – 60.000 BP)

c. Masa III, yaitu sebagai periode Gua Tabuhan (kurang lebih 60.000 – 12.000 BP)

d. Masa IV, yaitu sebagai periode Gua Keplek (kurang lebih 12.000 – 4.000 BP)

e. Masa V, yaitu sebagai periode Gua Gupuh (4.000 – 2.000 BP)
f. Masa VI, yatu sebagai periode Klepu (600 BP – masa sejarah)


Perkembangan tersebut meliputi segi-segi permukiman, teknologi, perdagangan, dan aspek kehidupan lain. Kemudian ada perkembangan dari tingkat masa yaitu ditandai oleh teknik pembuatan alat-alat tulang, seperti sudip dan serpih batu (mata panah) di daerah Pegunungan Sewu pada masa Holosen dan juga ada perkembangan kebudayaan gua-gua yang dapat ditemukan hampir di seluruh Asia Tenggara  (Jambi, Sulawesi, Flores, Timor, Maluku, Irian, Gua Niah di Serawak, Gua Tabon di Filipina).

Sekitar 6.000 tahun sebelum Masehi. Hasil karya manusia yang memuncak dan timbul pada akhir masa prasejarah adalah teknik peleburan dan penuangan logam untuk menghasilkan barang-barang kebutuhan hidup dalam berbagai bentuk yang beraneka ragam hiasan.

Belum ada Komentar untuk "Kehidupan Sosial pada Pasca-Plestosen"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel