ORIENTASI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

Orientasi dan Prinsip - Prinsip Bimbingan dan Konseling

 

A.      Orientasi BK

1.       Orientasi Perseorangan

Pemahaman guru BK yang baik terhadap keseluruhan siswa sebagai kelompok dalam kelas itu juga penting, namun arah pelayanan dan kegiatan bimbingan ditujukan kepada masing-masing siswa. Dalam hal ini individu diutamakan dan kelompok dianggap sebagai lapangan yang dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap individu. Pemusatan perhatian terhadap individu itu sama sekali tidak berarti mengabaikan kepentingan kelompok, dalam hal ini kepentingan kelompok diletakkan dalam kaitannya dengan hubungan timbal balik yang wajar antar individu dan kelompoknya. Kepentingan kelompok dalam arti misalnya keharuman nama dan citra kelompok,kesetiaan kepada kelompok,kesejahteraan kelompok,dan sebagainya,tidak akan terganggu oleh pemusatan pada kepentingan dan kebahagiaan individu yang menjadi anggota kelompok itu.

Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan siswa untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya, motivasi-motivasinya,dan kemampuan-kemampuan potensialnya yang semuanya unik,serta untuk membantu siswa agar dapat menghargai kebutuhan, motivasi dan potensinya itu ke arah pengembangannya yang optimal, dan pemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi diri dan lingkungannya. Dalam hal itu penyelenggaraan program yang sistematis untuk mempelajari siswa merupakan dasar yang tak terelakkan bagi berfungsinya program bimbingan.

2.       Orientasi Perkembangan

Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan konseling lebih menekankan pentingnya peranan perkembangan yang terjadi pada saat ini dan yang akan terjadi pada diri siswa di masa yang akan datang. Sejak tahun 1950-an penekanan pada perkembangan dalam bimbingan dan konseling sejalan dengan konsepsi tugas-tugas perkembangan yang dicetuskan oleh Havighurst. Menurut Ivey dan Rigazio menekankan bahwa orientasi perkembangan justru merupakan ciri khas yang menjadi inti gerakan bimbingan. Selanjutnya ditegaskan bahwa praktik bimbingan dan konseling tidak lain adalah memberikan kemudahan yang berlangsung perkembangan yang berkelanjutan.

Permasalahan yang dihadapi oleh siswa harus diartikan sebagai terhalangnya perkembangan, dan hal itu semua mendorong guru BK dan siswa bekerjasama untuk menghilangkan penghalang itu serta mempengaruhi lajunya perkembangan siswa. Menurut Thompson & Rudolph tugas bimbingan dan konseling adalah menangani hambatan-hambatan perkembangan yang mungkin dialami oleh siswa. Hambatan reversibilitas, yaitu ketidakmampuan menelusuri alur yang terbalik dari alur yang dipahami semula. Hambatan transformasi, ketidakmampuan meletakkan sesuatu pada susunan urutan yang ditetapkan.

 

3.       Orientasi Permasalahan

Fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat terhindar dari masalah yang mungkin membebani dirinya, sedangkan fungsi pengentasan menginginkan agar individu yang sudah terlanjur megalami masalah dapat terentaskan masalahnya. Fungsi pemahaman memungkinkan individu memahami informasi dan aspek lingkungan yang dapat berguna untuk mencegah timbulnya masalah pada diri klien, dan dapat pula bermanfaat dalam upaya pengentasan masalah yang terjadi. Kegiatan atau layanan yang dapat diwujudkan berkenan dengan fungsi ini adalah layanan orientasi dan layanan kegiatan kelompok.

 

                                                 

B.     Prinsip – Prinsip Bimbingan dan Konseling

 

1.      Prinsip Umum

a.        Bimbingan harus berpusat pada individu yang di bimbingnya.

b.       Bimbingan diberikan kepada memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.

c.        Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu yang dibimbing.

d.       Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu.

e.        Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu     yang dibimbing.

f.         Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel.

g.        Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.

h.       Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling dan pe;laksanaannya harus bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, seperti dokter psikiater, serta pihak-pihak yang terkait lainnnya.

i.          Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan dan konseling, harus diadakan penilaian atau ekuivalensisecara teratur dan berkesinambungan.

 

 

Prinsip khusus

a.       Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan

·         Bimbingan dan konseling melayani semua tanpa memandang umur,jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi

·         Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku siswa yang unik dan dinamis

·         Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan aspek perkembangan siswa

 

b.      Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu

·         Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal hal yang menyangkut mental atau fisik siswa terhadap penyesuaian dirinya dirumah dan di sekolah

·         Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada siswa, dan kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan

 

c.       Prinsip yang berkenaan dengan program layanan

·         Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan siswa, karaaena itu program bimbingan harus disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan siswa

·         program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan siswa,masyarakat dan kondisi lembaga

·         Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.

 

d.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan  pelaksanaan pelayanan

·         Bimbingan dan konseling harus mengarahkan individu mampu menyelesaikan permasalahan pribadi.

·         Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu harusnyan atas kemauan individu sendiri, bukan karena desakan atau kemauan orang lain.

·          Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli daa bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

·         Kerja sama antara pembimbing dengan guru lain dan orang tua meentukan hasil pelayanan pembimbingan.

·         Pengembangan program layanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

 

Belum ada Komentar untuk "ORIENTASI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel