Alasan Mengapa Carrefour, Hero/Giant berguguran Sementara Superindo tetap Bertahan meskipun Pola Berbelanja telah Berubah dari Bulk ke Porsi Kecil dan Frekuensi yang Sering.

 Ada 2 faktor utama mengapa Carrefour, Hero/Giant berguguran sementara Superindo tetap bertahan meskipun pola berbelanja telah berubah dari bulk ke porsi kecil dan frekuensi yang sering.


1. Model bisnis

Carrefour bisnis sampingannya dari jualan slot lokasi produk tidak lagi diminati supplier, maksud jualan slot ini pihak Carrefour menawarkan penempatan produk yang berani membayar lebih untuk bisa ditempatkan di rak yang mudah diambil dan tempat yang lebih lebar, sementara brand yang tidak kuat membayar mendapat posisi di atas atau bawah dengan lebar seadanya atau malah tidak ada tempat karena sudah di blocking produk saingan. Model ini yang diikuti oleh Giant meski tidak semasif Carrefour, modelnya adalah membuat produsen menempatkan deposit untuk bisa berjualan di Giant.

Produsen yang membayar demi bisa berjualan di posisi strategis menggunakan biaya marketing, jadi Carrefour seperti slot iklan berkedok retail. Sering kan melihat karyawan Carrefour atau Giant setiap hari memindahkan produk? Atau melihat posisi yang berubah selang sehari?

Saat pandemi, pengeluaran intangible seperti iklan adalah hal yang pertama dikurangi, otomatis pemasukan Carrefour dan Giant berkurang dari sisi supplier, dari sisi pembeli juga berkurang karena tidak ada pengunjung, biaya operasional tetap, mau tidak mau ya terpaksa ditutup.


2.  Faktor pemilik modal


Carrefour meskipun di dukung CT corp, tetap saja berat untuk mempertahankan gerai di lokasi yang sepi, sementara untuk Giant, meski awalnya pemilik Hero adalah lokal Indonesia, setelah diakuisisi komposisi pemiliknya seperti ini :

Fokus pemilik modal bukan lagi mempertahankan retail brand malaysia (Giant) melainkan dialihkan ke IKEA dan Hero Supermarket saja.

Untuk Superindo? Cek dulu pemilik Superindo siapa.😀

Pemilik dari Superindo sendiri adalah Salim Grup


Masih kurang tahu usaha Salim Grup?

berikut usaha Salim Grup

Dari hulu : Indomie, Bogasari, Bimoli, penyertaan di Nestle dan Unilever, bahkan London Sumatera untuk kepastian sawit bagi produk minyaknya.

Superindo adalah "factory outlet" miliknya, ditambah lagi sister company yang laris manis menjual franchisenya.

Saat berbelanja ke Indomaret, ujung-ujungnya akan bermuara ke pemilik yang sama, tinggal dibagi-bagi saja masalah permodalannya, kantong kanan ke kantong kiri.

Tidak perlu iklan, penampilan menarik dan promosi gencar seperti Carrefour atau Giant, Superindo usahanya sudah memiliki pondasi yang lebih kuat.

Sehingga secara tidak langsung, setiap Indomie terjual di Carrefour atau Giant, akan memberi porsi keuntungan bagi Superindo. 🤣

Belum ada Komentar untuk "Alasan Mengapa Carrefour, Hero/Giant berguguran Sementara Superindo tetap Bertahan meskipun Pola Berbelanja telah Berubah dari Bulk ke Porsi Kecil dan Frekuensi yang Sering."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel