Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Mekah Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Mekah

 

Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Mekah

 

 

A.   Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah saw. Periode Mekah

 

Ketika usia Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasalam hampir mencapai 40 tahun beliau sering berkhalwat di Gua Hira. Hingga pada suatu saat, tepatnya pada tanggal 17 ramadhan tahun 610 Masehi, datanglah Malaikat Jibril kepada Rasulullah. Di dalam Gua Hira Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendapatkan Wahyu pertamanya yakni Q.S. al 'Alaq [95]:1-5 dengan Turunnya wahyu pertama tersebut Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasalam telah resmi diangkat oleh Allah subhanahu wa ta'ala sebagai seorang rasul yang harus berdakwah menyampaikan risalahNYA kepada umatnya.

 

Berikut ini strategi dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu Wasallam ketika berdakwah di Mekah.

 

1.     Dakwah secara sembunyi-sembunyi

Setelah turun wahyu kedua yakni surat al-muddaassir 1-7, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam memulai dakwah untuk pertama kalinya dengan cara sembunyi-sembunyi. Dakwah ini berlangsung selama kurang lebih 3 tahun. Beliau Berusaha menjelaskan ajaran Islam kepada keluarga dan Kawan dekat. Karena itulah orang yang pertama menerima dakwahnya adalah keluarga dan para sahabat dekatnya. Nabi Muhammad Sholeh wasallam mengajarkan agama Islam secara sembunyi-sembunyi di rumah Arqam Bin Abil Arqam.

 

2.     Dakwah secara terang-terangan

Dakwah yang semula dilakukan secara diam-diam dan rahasia kemudian dilakukan secara terbuka dan terang-terangan. strategi dakwah ini diubah setelah Turunnya wahyu Allah Subhanahu Wa Ta'ala surat al-Hijr 94-95 yang isinya memerintahkan nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Salam untuk berdakwah secara terang-terangan. Berdakwah secara terang-terangan ini berlangsung Terus selama kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Sampai beliau wafat, hingga agama Islam berkembang luas di seluruh Jazirah Arab dan negeri-negeri di sekitarnya.

 

 

Apabila diamati baik-baik kita memahami bahwa substansi dakwah Rasulullah Shalallahu Wassalam terhadap Mekkah adalah sebagai berikut

 

1.     Tidak melakukan perbuatan syirik syirik besar seperti menyembah berhala maupun Syirik kecil seperti melakukan ibadah karena ingin dipuji orang lain

2.      Mengimani dengan sebenar-benarnya bahwa Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam adalah rasul serta penutup para nabi

3.     Tangguh dalam menghadapi segala persoalan hidup dan cobaan yang menimpa

4.      Mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan mengamalkan sunnah-sunnah beliau serta menyosialisasikan sunah-sunah beliau

5.     Berjuang menegakkan kebenaran dan tidak berputus asa dalam memperjuangkannya

6.      Mengimani hari akhir dan Segala peristiwa yang akan terjadi pada hari akhir supaya berhati-hati dalam kehidupan dan termotivasi melakukan perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

 

 

B.   Hijrah ke Habsyah

Kamu kafir Quraisy tidak henti-hentinya mengganggu dan menyiksa Pengikut Nabi Muhammad. Sehingga mereka menjadi sangat menderita. Karena penderitaan mereka inilah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah ke habasyah demi menyelamatkan agama mereka. Di negeri itu dipimpin oleh seorang raja bernama Najasyi yang sangat adil dan tidak pernah berbuat aniaya kepada sesama manusia sehingga kaum muslimin akan aman.

 

Peristiwa hijrah ke habasyah terjadi tepatnya pada tahun ke-5 dari masa kenabian. Hijrah ke habasyah dilakukan kaum muslimin dalam dua gelombang. Gelombang atau Rombongan pertama kaum muslimin berjumlah lebih kurang 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Dan dilanjutkan dengan rombongan hijrah yang kedua yaitu hingga keseluruhannya yaitu berjumlah 83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.

 

 

C.   'Amul Huzni

Amul huzni artinya yaitu tahun duka cita. Kejadian ini terjadi selama beberapa bulan setelah pemboikotan. Dua orang yang dicintai Rasulullah yaitu Khadijah binti khuwailid dan Abu Thalib bin Abdul Muthalib meninggal dunia. 2 orang tersebut telah menjadi tulang punggung dalam melaksanakan tugas beliau menyiarkan agama Islam. Abu Thalib menjadi perisai yang melindungi Nabi Muhammad dengan segala kekuatan dan ketabahan hati yang dimilikinya, Sedangkan istri Nabi Muhammad yaitu kadijah merupakan sosok istri yang setia, orang yang pertama kali mengikuti ajaran Rasulullah, orang yang telah menyokong perjuangan dakwah islamiyah dengan segenap jiwa, raga dan harta dan selalu memberikan kesejahteraan dan ketentraman pada diri Nabi Muhammad serta menjadi pendamping dan pendukung misi dakwah Rasulullah saw.

 

 

D.   Hijrah ke Thaif

Sepeninggal Abu Thalib dan Khadijah puncak dari sikap permusuhan kaum Quraisy semakin keras. Dalam kondisi ini timbul keinginan dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam untuk berlindung ke thoif yang pada waktu itu dipimpin oleh tiga orang keturunan tsaqif yang masih ada hubungan keluarga dengan Rasulullah. Sesampainya di toif Rasulullah Shallallahu alaihi sallam serta Zaid bin haritsah justru menerima penolakan dari para penduduk Thaif. Mereka mengusir beliau dan menyuruh anak-anak kecil dan sudah budak mereka untuk melempari beliau dengan batu sehingga kedua kaki beliau berdarah.

 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan Zaid bin haritsah kemudian keluar dari Thaif dan beristirahat di perkebunan anggur milik utbah dan syaibah, putra rabi'ah. Melihat kondisi rasulullah dan zaid, kedua Putra rupiah merasa kasihan kepada mereka, khutbah dan syaibah lalu menyuruh pembantunya bernama Addas supaya mengantar sepiring anggur kepada Nabi Muhammad dan Zaid. Pada akhirnya Addas menyatakan keislamannya telah mendengar cerita nabi Muhammad mengenai Nabi Yunus.

 

Saat kembali melalui jalan semula menuju Mekkah, Jibril bersama malaikat gunung datang menghampirinya. Mereka menawarkan kepada Rasulullah untuk meluluhlantakkan seluruh Thaif beserta penduduknya. Namun Nabi Muhammad menolaknya dengan menjawab "tidak!! Bahkan aku berharap mudah-mudahan Allah memberikan kepada mereka keturunan yang menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan-nya dengan sesuatu apapun".

 

 

E.   Peristiwa Isra' Mi'raj

Isra Mi'raj merupakan Pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sekaligus hiburan untuk Nabi Muhammad. Setelah beliau mengalami kesedihan dan kepedihan yang bertubi-tubi. Tepatnya Pada malam tanggal 27 rajab tahun ke-10 kenabian, ketika itu rasulullah tertidur dan tiba-tiba Jibril mendatangi beliau dengan membawa Buroq. Kemudian Jibril menaikkan beliau diatas borok ini setelah itu beliau melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Dari Masjidil Aqsa beliau dinaikkan ke langit dan melihat tanda-tanda kebesaran Allah subhanahu wa ta'ala yang agung dan indah.

 

Dalam perjalanan menuju sidratul muntaha Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis langit dan bertemu dengan para nabi sebelumnya. Sampainya di sidratul muntaha Nabi Muhammad berjumpa dengan Allah subhanahu wa ta'ala dan dalam pertemuan tersebut Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya untuk melaksanakan salat sebanyak 50 waktu. Namun atas saran dari Nabi Musa Nabi Muhammad kembali lagi menghadap Allah dan memohon keringanan hingga akhirnya diputuskanlah menjadi 5 waktu salat untuk setiap harinya.

 

Nabi Muhammad kemudian menyampaikan peristiwa Isra Mi'raj tersebut kepada kaum kafir Quraisy. Mendengar cerita dari Nabi Muhammad kaum kafir Quraisy justru mengejek dan mencemoh Nabi Muhammad. Ditengah ejekan dan cacian mereka hanya Abu Bakar yang mempercayai dan membenarkan cerita beliau, maka dari itu Nabi Muhammad memanggilnya dengan sebutan As Siddiq

Belum ada Komentar untuk " Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Mekah Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Mekah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel